Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bahwa salah satu fondasi pembangunan Indonesia adalah infrastruktur yang artinya permintaan dan peluang proyek kontruksi berkembang sangat pesat. Tom-Mates pasti sudah familiar dengan berbagai proyek pembangunan fasilitas umum seperti tol, jembatan, bandara, perumahan dan lainnya. Yang perlu Tom-Mates tahu, dibalik bangunan megah tersebut ada jerih payah orang-orang hebat tentunya yaitu manajemen proyek konstruksi. Penasaran bagaimana mereka mengambil peran untuk pembangunan insfrastruktur Indonesia? Berikut ulasan mengenai Manajemen Proyek Kontruksi!
Menurut KBBI manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Dapat diartikan bahwa manajemen bertanggung jawab penuh atas keberlangsungan sumbar daya agar berjalan dengan optimal dan tepat sasaran.
Kontruksi adalah tatanan/susunan dari elemen-elemen suatu bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagiannya sesuai dengan fungsinya. Manajemen proyek kontruksi adalah usaha manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan proyek dari awal sampai akhir dengan mengalokasi sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Manajemen proyek konstruksi bertujuan untuk mengelola pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan perencanaan dan mendapatkan hasil yang optimal.
Untuk lebih detail, berikut macam-macam tujuan manajemen proyek kontruksi :
1. Memaksimalkan potensi SDM
Keberhasilan sebuah proyek berbanding lurus dengan kualitas SDM (manusia) yang terlibat dalam proyek tersebut. Disinilah manajemen proyek kontruksi mengambil peran untuk menggerakan potensi SDM yang terlibat secara optimal.
2. Memanfaatkan peluang yang ada dalam proyek
Ketepatan dalam mengelola proyek kontruksi akan membantu dalam pengembangan proyek dan mendapatkan peluang baru tanpa mengurangi nilai utama yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan.
3. Mengelola risiko kegagalan proyek
Dalam proyek manapun tidak luput dari trial and error sehingga kecermatan dalam melihat potensi resiko akan mengurangi potensi proyek gagal.
4. Membuat perencanaan yang tepat
Sebuah proyek kontruksi akan berhasil berbarengan dengan proses perencaan proyek yang tepat dari awal. Disinilah manajemen proyek kontruksi perlu mengambil peran besar menjaga ritme perencaan hingga eksekusi berjalan dengan baik
5. Mengelola integritas
Dengan adanya manajemen proyek kontruksi akan meningkatkan rasa percaya dari semua stakeholder yang terlibat selama proyek berlangsung bahkan pasca proyek kontruksi selesai.
1. Agency Construction Management (ACM)
Manajer konstruksi berperan sebagai koordinator “penghubung” antara perancangan dan pelaksanaan serta antar kontraktor. Manajemen konstruksi mulai dari fase perencanaan dimana pihak pemilik membuat kontrak pada para kontraktor sesuai paket-paket pekerjaan yang diperlukan.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Manajemen kontraktor berperan sebagai kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara kontraktor dan pihak manajemen.
3. Owner Construction Management (OCM)
Manajemen konstruksi profesional berperan sebagai pemilik sehingga pihak manajemen juga bertanggung jawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada peran ini manajemen bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.
1. Pengembangan konsep
Melakukan survei pendahuluan dengan investigasi lapangan ditempat proyek yang akan dilaksanakan. Hal ini agar mendapatkan berbagai informasi seperti upah tenaga kerja setempat, harga material, perizinan pemerintah setempat, kemampuan penyedia jasa setempat baik kontraktor ataupun konsultan, iklim sekitar dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang akan muncul.
2. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengajuan proposal, survei lanjutan, pembuatan desain awal dan perancangan detail. Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada proses selanjutnya yaitu rencana kerja final. Sasaran pokok rencana kerja final adalah :
3. Pelelangan
Adalah proses pelelangan sampai dengan terpilihnya pemenang lelang
4. Pelaksanaan konstruksi
Kegiatan ini meliputi persiapan lapangan, pelaksanaan konstruksi fisik proyek sampai dengan selesainya proyek konstruksi tersebut. Dalam pelaksanaan konstruksi fisik proyek perlu fokus pada pengendalian biaya dan jadwal kontruksi. Pengendalian biaya agar alokasi biaya untuk sumber daya proyek, tenaga kerja, peralatan dan material dalam kontrol yang jelas. Pengendalian jadwal kontruksi agar proyek berjalan sesuai perencaan dan selesai tepat waktu.
5. Pengoperasian
Setelah kontruksi fisik selesai maka penyedia jasa akan menyerahkan kepada pengguna jasa untuk dioperasikan. Dalam hal ini penyedia saja masih memiliki tanggung jawab untuk memelihara bangunan sesuai perjanjian
1. Briefing
Klien menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga arsitek, surveyor dan anggota lain dapat secara tepat memanfaatkan biaya. Yang harus ada selama proses briefing :
2. Perencanaan dan perancangan
Bertujuan untuk melengkapi dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari klian dan pihak yang terlibat. Kagiatan ini meliputi :
3. Pelelangan
Proses ini menunjuk kontraktor yang akan melaksanakan proyek konstruksi dan mendapatkan penawaran dari kontraktor yang sesuai dengan persetujuan klien.
4. Kontruksi atau pelaksanaan
Bertujuan membangun sesuai dengan biaya dan waktu yang telah disepakati serta mutu yang disyaratkan. Kegiatan ini meliputi perencanaan, koordinasi dan kontrol operasi lapangan.
5. Persiapan penggunaan
Bertujuan untuk menjamin agar bangunan selesai sesuai dokumen kontrak semestinya. Kegiatan ini meliputi :
Lebih dikenal sebagai aplikasi bantu pembukuan tapi Accurate juga punya fitur khusus untuk proyek konstruksi.
Menyediakan templete sehingga kontraktor dapat menyiapkan perencanaan proyek dalam beberapa menit saja.
Berdasarkan testimoni yang ada, CoConstruct lebih cocok untuk proyek pembangunan rumah dibandingkan proyek lainnya karena bersifat lebih komplek.
Cocok untuk pemula yang baru masuk kedunia kontraktor karena sangat user-friendly namun tidak disarankan untuk kontraktor yang mengelola proyek skala besar.
Sebuah professional project management tools end-to-end berbasis aplikasi dan website yang bisa mengelola proyek baik skala kecil hingga proyek besar. Menariknya Tomps memiliki fitur kustomisasi menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing proyek. Sangat cocok untuk Tom-Mates yang memiliki berbagai macam proyek dan tambahan info lagi, Tomps punya fitur bisa membuat unlimited proyek. Penasaran dengan Tomps?
Tingkatkan performansi, produktivitas, dan efisiensi perusahaan dengan berbagai produk Tomps yang telah digunakan oleh puluhan ribu perusahaan dari berbagai industri di Indonesia.
Dapatkan Jadwal DemoDapatkan Informasi Terbaru Dari Kami