Product Owner memiliki tanggung jawab untuk memastikan sbeuah produk yang dirilis memenuhi nilai bisnis dan kebutuhan pengguna. Karena itu, akan sangat bermanfaat untuk sebuah proyek memiliki product owner yang tersertifikasi.
Product owner (pemilik produk) adalah satu dari tiga peran dalam ruang lingkup Scrum. Melansir PMI, pemilik produk bertanggung jawab untuk memaksimalkan nilai produk dan pekerjaan tim pengembang (developer). Namun, bagaimana cara pemilik produk bekerja dapat sangat bervariasi bergantung pada gaya organisasi, tim scrum, dan individu masing-masing.
Tugas-tugas pokoknya antara lain:
1. Menyampaikan isi dari product backlog item (daftar keinginan pengguna) secara jelas.
2. Mengurutkan product backlog item agar berhasil mencapai tujuan dan misi proyek dengan cara terbaik
3. Mengoptimalkan nilai bisnis dari pekerjaan yang dikerjakan oleh development team.
4. Memastikan bahwa product backlog dapat dilihat, transparan, dan jelas untuk semua pihak, serta menampilkan apa yang akan dikerjakan selanjutnya oleh scrum team.
5. Memastikan development team memahami product backlog item dari user dengan baik.
Sertifikasi pemilik produk menunjukkan bahwa product owner tahu cara bekerja dengan tim scrum, di mana tanggung jawab utama mereka adalah memaksimalkan nilai produk yang dapat dikirim (deliverable product). Di mana, hal ini menuntut mereka melakukan pendefinisian backlog produk, mengawasi pelaksanaan proyek, dan memastikan bahwa kiriman memenuhi kriteria “Selesai”. Pada akhirnya, sertifikasi product owner dapat menunjukkan bahwa mereka memahami proses untuk memastikan hasil akhir sesuai yang diinginkan.
Sertifikasi product owner yang pertama adalah Certified Scrum Product Owner (CSPO) yang dirilis Scrum Alliance. Sertifikasi CSPO ditujukan manajer proyek, pemilik produk, atau pemangku kepentingan lainnya dengan pengetahuan dasar tentang kerangka Agile Scrum.
CSPO memberikan pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip kepemilikan produk seperti:
-Memahami peran product owner yang modern
-Menjelaskan tujuan produk dan strategi pengembangannya
-Memahami pengguna (end-user)
-Bereksperimen dengan asumsi produk
-Mengembangkan dan mengimplementasikan product backlog
Secara keseluruhan, sertifikasi product owner satu ini akan ideal bagi siapa saja yang ingin mengenal nilai-nilai dasar Scrum untuk membangun pondasi tim yang baik.
Sertifikasi product owner satu ini bisa disebut sebagai salah satu paling pouler. Ya, Professional Scrum Product Owner atau PSPO!
Dirilis oleh Scrum.org, PSPO adalah sertifikasi yang dianggap bergengsi karena bobot ujiannya yang cukup berat dengan menguji para kandidatnya sesuai prinsip Scrum yang baik dan benar. Meski begitu, PSPO ternyata dianggap lebih fleksibel dalam hal persyaratan ujian, karena anda tidak diwajibkan mengikuti kelas-kelas khusus atau sertifikasi sebelumnya.
Sertifikasi ini memiliki tiga tingkatan:
PSPO I
Sertifikasi ini adalah sertifikasi tingkat pemula yang menunjukkan pengetahuan dasar tentang Scrum. Meskipun sertifikasi paling dasar, pemegang PSPO I akan sangat dihargai oleh banyak perusahaan.
PSPO II
Sertifikasi ini menunjukkan pemegangnya memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemegang PSPO I. PSPO II menguji kandidat pada semua topik dasar dan eksplorasi. PSPO II akan menguji kemampuan anda pada topik manajemen simpanan produk (product backlog management) hingga strategi bisnis.
PSPO III
Sertifikasi ini tersedia bagi siapa saja yang telah lulus penilaian PSPO I dan PSPO II dan ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam menerapkan kerangka kerja Scrum untuk memecahkan masalah kompleks terkait kepemilikan produk di dunia nyata. Terkenal sangat sulit, ujian PSPO III terdiri dari soal pilihan ganda dan esai dengan penekanan pada soal esai. Karena itu, pemilik PSPO III ini akan bersinar dan diakui kredibilitasnya sebagai pemilik produk di lingkungan kerjanya.
Dikeluarkan oleh organisasi manajemen proyek bergensi, Project Management Institute (PMI), PMI-ACP sendiri sejatinya bukan bukan sertifikasi product owner secara khusus. Sertifikasi ini tidak hanya mencakup pondasi Scrum, namun juga Test-Driven Development (TDD), Kanban, Extreme Programming (XP), dan Lean.
Karena itu, PMI-ACP akan membantu anda menunjukkan pengetahuan menyeluruh tentang kerangka kerja Agile. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, anda harus mengikuti ujian selama 3 jam yang mencakup 120 pertanyaan pilihan ganda.
Selain itu, ujian sertifikasi PMI-ACP memiliki beberapa persyaratan lainnya, seperti:
-Minimal pendidikan tingkat menengah
-8 bulan pengalaman dengan proyek Agile yang diperoleh dalam 3 tahun terakhir
-12 bulan pengalaman proyek umum yang terakumulasi dalam 5 tahun terakhir
-12 jam pelatihan Agile
Untuk mempertahankan sertifikasi PMI-ACP, anda harus harus mendapatkan 30 professional development units (PDU) dalam topik yang relevan per tiga tahun.
Itu dia tiga rekomendasi sertifikasi yang dapat mendukung karier seorang pemilik proyek di 2023. Selain itu, anda juga dapat memperoleh wawasan baru terkait project management dan product development selama mengikuti sertifikasi ini.
Perbarui selalu informasi menarik lainnya di sini dan dapatkan solusi manajemen proyek terbaik Anda bersama Tomps.id, your project management solution!
7 November 2022
25 August 2022
19 November 2022
Tingkatkan performansi, produktivitas, dan efisiensi perusahaan dengan berbagai produk Tomps yang telah digunakan oleh puluhan ribu perusahaan dari berbagai industri di Indonesia.
Dapatkan Jadwal DemoDapatkan Informasi Terbaru Dari Kami