Setiap perusahaan membutuhkan manajemen pemeliharaan untuk mengelola asetnya. Strategi yang digunakan bisa berupa preventif korektif dan predictive maintenance. Pendekatannya berbeda-beda, masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Lalu mana yang sebaiknya dilakukan? Perhatikan detailnya di bawah ini agar bisa memilih dengan tepat!
Preventive Maintenance
Dilansir dari TWI Global, Preventive maintenance merupakan pemeliharaan aset yang dilakukan secara teratur untuk mengurangi risiko terjadinya kegagalan atau kerusakan. Strategi ini dilakukan ketika suatu aset atau peralatan sedang bekerja sehingga tidak sampai terjadi kerusakan yang tidak terduga.
Gaya pemeliharaan aset preventif berada di antara corrective maintenance dan predictive maintenance. Pemeliharaan secara preventif dilakukan untuk meminimalkan biaya dan meningkatkan masa pakai aset, sekaligus menghindari pemadaman atau kerusakan yang tidak terjadwal.
Kelebihan Preventive Maintenance
Ada beberapa kelebihan dari preventive maintenance, yaitu:
Meningkatkan Keamanan Dengan melakukan pemeriksaan rutin pada aset perusahaan, maka dapat mengurangi kemungkinan kerusakan yang tidak terduga. Tergantung dari alatnya, tapi strategi ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi seluruh staf.
Memperbaiki Penganggaran Kondisi aset dan peralatan yang selalu dipantau memungkinkan rencana penganggaran yang lebih terukur. Berkat monitor yang teratur, maka pengeluaran karena servis atau penggantian aset dapat diperkirakan biayanya.
Masa Pakai Aset lebih Lama Aset dan alat yang dirawat dengan baik akan bekerja dengan lebih baik dan lebih lama. Pemeriksaan secara rutin dapat meningkatkan masa pakai aset lebih lama, sehingga mengurangi kebutuhan penggantian yang justru lebih mahal dari seharusnya.
Menghemat Energi Aset dan alat yang dirawat dengan baik cenderung menggunakan lebih sedikit energi jika dibandingkan dengan aset dan alat yang tidak dirawat. Tentu saja ini akan berdampak baik ke lingkungan sekaligus menghemat biaya.
Keterbatasan Preventive Maintenance
Sementara itu, keterbatasan strategi preventive maintenance antara lain adalah:
Meningkatnya Biaya di Muka Rencana maintenance ini berpotensi mengeluarkan biaya lebih besar di muka karena perawatan membutuhkan waktu, suku cadang, dan gaji karyawan. Tapi perlu diperhitungkan juga manfaatnya dibandingkan biaya ini.
Over Maintenance Jika tidak dipersiapkan dengan baik, preventive maintenance bisa menyebabkan pemeliharaan yang berlebihan. Jadi sebenarnya tidak perlu, tapi tetap dilakukan sehingga akan membuang waktu dan biaya.
Biaya Lebih untuk Gaji Karyawan Untuk pemeliharaan aset secara preventif mungkin akan diperlukan karyawan khusus yang menangani hal ini. Ada karyawan, tentu ada biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar gaji karyawan.
Corrective Maintenance
Dilansir dari ASDF, Corrective maintenance sering juga disebut sebagai strategi reaktif merupakan strategi pemeliharaan aset yang bekerja berdasarkan premis bahwa suatu aset dibiarkan gagal atau rusak dulu baru kemudian diperbaiki atau diganti. Agar strategi ini berhasil, maka konsekuensi kerusakan atau kegagalan harus dapat diterima dan tidak berdampak signifikan terhadap keselamatan dan lingkungan.
Kegagalan dan kerusakan aset juga tidak boleh menimbulkan dampak ekonomi yang merugikan bagi perusahaan pemilik aset. Pemeliharaan secara korektif diperlukan setiap kali kegagalan terjadi untuk mengembalikan suatu aset ke kondisi operasionalnya yang normal sehingga bisa berfungsi sebagaimana harusnya. Contohnya lampu dibiarkan terus menyala sampai mati, lalu baru diganti.
Kelebihan Corrective Maintenance
Berikut ini beberapa kelebihan pemeliharaan aset secara korektif:
Mengurangi Biaya dalam Jangka Pendek Prosedur pemeliharaan korektif pada umumnya hanya membutuhkan biaya yang tidak tinggi, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan anggaran berlebih baik sebelum maupun sesudah kegagalan terjadi.
Perencanaan Minimal Corrective maintenance tidak memerlukan perencanaan yang rumit. Sebaliknya, justru perencanaan yang dibutuhkan simpel saja. Cukup pastikan suku cadang pengganti sudah tersedia begitu aset perlu diganti atau diperbaiki.
Proses Sederhana Corrective maintenance tidak membutuhkan proses yang rumit, bahkan cenderung mudah dipahami karena hanya perlu dilakukan begitu masalah terjadi.
Keterbatasan Corrective Maintenance
Di sisi lain, keterbatasan strategi pemeliharaan ini adalah:
Tak Dapat Diduga Karena aset tidak dimonitor selama penggunaan, maka kalau terjadi kerusakan maka tidak akan diketahui dan begitu gagal tidak terduga kapan dan kenapa.
Kerusakan Tak Terjadwal Karena kita tidak tahu kapan masalah akan timbul, maka kita mungkin akan menghadapi downtime yang tidak terjadwal. Meski memang, downtime untuk aset-aset yang ditangani dengan strategi ini tidak terlalu berpengaruh besar pada bisnis.
Masa Pakai Aset Lebih Pendek Lagi-lagi karena aset tidak dimonitor dan memang sengaja dibiarkan beroperasi sampai rusak. maka tidak ada peluang untuk menjaganya atau melindunginya dengan baik. Karena itu, masa pakai aset otomatis lebih pendek.
Predictive Maintenance
Dilansir dari Spotfire, Predictive maintenance sedikit berbeda dari preventive maintenance karena memerlukan pendekatan yang lebih kuat untuk menentukan kapan pemeliharaan diperlukan. Alih-alih menggunakan skala waktu atau frekuensi penggunaan, pemeliharaan prediktif menggunakan analitik dan pemantauan data secara terus-menerus untuk mendeteksi terjadinya kegagalan aset.
Jenis pemantauan ini memungkinkan pemeliharaan dilakukan ketika diperlukan untuk mengatasi masalah tertentu dan mencegah kerusakan pada suatu aset. Karena pemeliharaan hanya ditandai jika terjadi kegagalan, pemeliharaan prediktif sering kali lebih hemat biaya dibandingkan pemeliharaan preventif.
Kelebihan Predictive Maintenance
Ini dia beberapa kelebihan preventive maintenance:
Mengurangi Pengeluaran Pemeliharaan hanya dilakukan saat dibutuhkan saja, karena itu pengeluaran pun otomatis akan berkurang. Aktivitas pemeliharaan preventif umumnya lebih terjangkau dibandingkan pemeliharaan korektif.
Meningkatkan Manfaat Aset Alat dan aset yang dipelihara dengan prediktif akan dapat lebih diandalkan karena dijaga dengan baik. Sistemnya memastikan peralatan berjalan dengan baik, sehingga masa pakainya pun bisa lebih tahan lama.
Menurunkan Downtime Berkat pemeliharaan yang dilakukan secara preventif, tentu saja waktu downtime dapat ditekan dan sistem di dalam perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik tanpa hambatan.
Keterbatasan Predictive Maintenance
Sementara itu, keterbatasannya antara lain adalah:
Membutuhkan Alat Khusus untuk Memantau Kondisi Pemeliharaan secara prediktif membutuhkan penggunaan alat untuk memantau kondisi agar dapat mengumpulkan data untuk ditinjau oleh teknisi. Tentu hal ini membutuhkan biaya, tapi sebenarnya sangat sepadan dengan manfaat yang didapat karena pemeliharaan jadi lebih mudah.
Membutuhkan Keahlian Interpretasi Data Untuk menggunakan alat di atas, dibutuhkan staf yang terampil untuk dapat menafsirkan data. Analisis data penting harus dilakukan dengan tepat agar dapat menentukan secara efektif seperti apa pemeliharaan prediktif yang tepat dilakukan.
Itu dia info terkait preventif korektif dan predictive maintenance lengkap dengan kelebihan dan keterbatasannya. Yang pasti, untuk membantu mengelola aset perusahaan, pastikan menggunakan software manajemen yang berkualitas seperti Tomps dari Telkom Indonesia.
Tomps hadir sebagai solusi untuk manajemen aset, bangunan, dan proyek perusahaan yang dapat diakses melalui satu platform saja. Monitor aset secara real time hingga membuat laporan jadi lebih mudah berkat sistem yang terintegrasi dan mudah diakses. Langsung saja kunjungi website Tomps untuk info lebih lanjut terkait layanannya!