Berbagai masalah besar akan terlihat sangat rumit kalau langsung dikerjakan, tapi beda kalau masalah yang rumit tersebut dibagi-bagi menjadi masalah kecil-kecil, atau disebut dengan dekomposisi. Begitu juga saat mengerjakan proyek, dekomposisi proyek akan memudahkan proyek besar menjadi proyek-proyek kecil yang mudah dikelola dan diselesaikan. Simak 3 contoh dekomposisi di bawah ini, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan dekomposisi.
Dekomposisi proyek merupakan proses membagi komponen proyek besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Proses ini membantu manajer menetapkan tugas dengan lebih mudah dan membantu manajemen waktu dan alur kerja. Saat anggota tim menyelesaikan tugas yang terkait dengan hasil kerja mereka, mereka akan menyelesaikan langkah-langkah dalam alur kerja yang terurai, bekerja dengan tujuan menyelesaikan seluruh proyek sesuai gol. Pengorganisasian komponen-komponen proyek tersebut sering kali bersifat hierarkis dan didasarkan pada pentingnya setiap tugas atau urutan penyelesaian yang diperlukan. Kelebihan Dekomposisi Proyek Berikut ini beberapa kelebihan dekomposisi proyek yang paling umum:
Memungkinkan Perkiraan Biaya dan Waktu yang Lebih Akurat Dengan memperkirakan waktu dan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap hasil dalam suatu proyek, manajer dapat memperkirakan biaya dan waktu keseluruhan proyek. Memperkirakan bagian-bagian suatu proyek bisa lebih mudah daripada memperkirakan keseluruhan proyek karena kekhususan tugas yang terlibat pada setiap langkah proses. Sebagai contoh, memperkirakan waktu dan biaya untuk membangun satu ruangan dalam rumah mungkin lebih akurat dibandingkan memperkirakan waktu dan biaya yang diperlukan untuk membangun 50 rumah. Jadi para kontraktor akan membagi-bagi tugas kecil-kecil menjadi tugas per rumah. Berikut ini contoh gambar dekomposisi:
Meningkatkan Kemampuan Manajemen Dekomposisi proyek memungkinkan manajer untuk mengarahkan tim mereka dengan lebih baik, memantau kemajuan mereka dan memastikan pelaksanaan tugas yang terkait dengan tujuan jangka panjang. Saat mereka menugaskan tugas tertentu kepada anggota tim, manajer dapat memberikan instruksi terperinci tentang cara menyelesaikan tugas yang diberikan secara efektif. Selama penyelesaian tugas-tugas tersebut, manajer dapat memantau timnya untuk menentukan masalah atau risiko yang mungkin terjadi, serta bagaimana cara mereka untuk mencapai keberhasilan. Manajer juga dapat menetapkan tujuan dan tenggat waktu yang lebih realistis untuk timnya. Berikut ini contoh diagram dekomposisi pembagian masalah:
Asistensi dalam Perencanaan Dekomposisi proyek memungkinkan manajer untuk merencanakan tindakan spesifik yang terlibat dengan setiap hasil yang berkontribusi terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan. Tingkat kekhususan ini berkontribusi pada rencana yang terdefinisi dengan baik, sehingga meningkatkan efisiensi proyek. Selain itu, semua anggota tim yang mengerjakan proyek menggunakan strategi dekomposisi telah menetapkan tanggung jawab yang jelas terkait dengan setiap hasil, memandu perilaku mereka, dan membantu perencanaan anggota tim secara individu.
Membantu Meningkatkan Motivasi Dalam dekomposisi proyek, hasil bertindak sebagai motivator produktivitas karyawan. Melalui penyelesaian tujuan-tujuan kecil yang terkait dengan keseluruhan proyek, anggota tim dapat mengalami kemajuan substantif, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk tetap produktif. Selain itu, menetapkan penghargaan dengan selesainya tugas agar dapat lebih memotivasi anggota tim untuk tetap lebih produktif. Di bawah ini merupakan contoh diagram yang memotivasi:
Dekomposisi proyek memang menawarkan berbagai kelebihan, tetapi tentu saja ada kekurangannya juga. Di antaranya adalah:
Kelola Proyek, Properti, dan Aset Secara Efisien
Tingkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan produk Tomps yang dipercaya oleh pelaku bisnis di berbagai industri di Indonesia.
Mulai SekarangDapatkan Informasi Terbaru Dari Kami