Jika ingin mengerjakan proyek dengan sukses, sesuai anggaran dan tenggat waktu, maka harus menggunakan sistem manajemen proyek yang dapat diandalkan. Sebelum memanfaatkan aplikasi manajemen proyek konstruksi, simak dulu apa definisi, fungsi, tujuan, dan tahapannya di bawah ini.

Apa Itu Manajemen Proyek Konstruksi?

Dalam manajemen proyek konstruksi melibatkan pengarahan dan pengorganisasian setiap bagian dalam siklus proyek, mulai dari ide hingga penutupan proyek. Tujuan manajemen proyek konstruksi adalah agar proyek bisa diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran.

Manajemen proyek konstruksi merupakan sistem yang kompleks. Di dalamnya mencakup pengendalian biaya, penjadwalan, pengadaan, dan penilaian risiko. Manajer proyek akan berinteraksi dengan semua anggota tim yang terlibat dalam proyek konstruksi, mulai dari arsitek, pemilik proyek, hingga kontraktor.

Fungsi Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen proyek konstruksi memiliki 4 fungsi yang jika dimanfaatkan dengan tepat, maka pengerjaan proyek akan berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Gol proyek pun bisa tercapai sesuai dengan rencana awal. Keempat fungsi manajemen proyek konstruksi adalah:

1. Fungsi Perencanaan

Sistem manajemen proyek konstruksi memiliki fungsi perencanaan yang sangat berfungsi di tahap awal. Dengan rencana yang baik, maka bisa dibuat roadmap yang kemudian menjadi panduan dalam pengerjaan proyek dari awal hingga akhir. Ini meliputi perencanaan anggaran, sumber daya, SDM, waktu, dan lain-lain.

2. Fungsi Pengorganisasian

Dalam proyek konstruksi, perlu ada pembagian tim atau divisi. Setiap tim mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda. Ini berlaku untuk pembangunan skala besar maupun kecil. Di sinilah pentingnya fungsi pengorganisasian di mana manajer proyek akan membentuk tim dengan baik. Siapa yang akan masuk ke tim A, B, C, dan seterusnya, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

3. Fungsi Pengarahan

Fungsi pengarahan berfungsi di tahap perencanaan dan eksekusi proyek. Manajer proyek yang memberi bimbingan dan arahan dalam mengerjakan setiap tugas dengan baik. Dengan pengarahan yang baik, maka setiap tim dapat mengerjakan kewajiban mereka dengan baik dan seoptimal mungkin. Hasil proyek pun bisa berjalan sesuai rencana. Manajer juga bisa menjadi tempat tim bertanya jika ada kesulitan.

4. Fungsi Pengendalian

Terakhir, manajemen proyek konstruksi dapat berfungsi sebagai pengendali. Fungsi yang satu ini artinya manajer proyek akan mengawasi jalannya proyek dari awal hingga akhir. Setiap kegiatan jangan sampai dilewatkan agar semua berjalan sesuai rencana anggaran, tenggat waktu, dan hasilnya pun sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Di tahap akhir, saat manajer proyek akan mengadakan penutupan proyek, fungsi ini juga akan sangat membantu dalam mengevaluasi proyek. Dalam sistem semua tercatat, sehingga evaluasi lebih mudah disusun.

Tujuan Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen proyek konstruksi memiliki 5 tujuan, yaitu:

1. Cost Control

Proyek konstruksi tentu harus ada biayanya. Sejak awal, anggaran sudah menentukan dan membatasi biaya untuk setiap bagian pembangunan. Sistem manajemen proyek konstruksi berfungsi agar manajer proyek dapat mengontrol penggunaan biaya tetap sesuai dengan anggaran. Jika kontrol dilakukan dengan baik, maka proyek tetap bisa selesai sesuai anggaran yang direncanakan sebelumnya.

2. Time Control

Pemangku kepentingan pasti memiliki tenggat waktu proyek yang harus ditepati oleh tim, mulai dari arsitek hingga kontraktor. Pengerjaan setiap tahapan harus sesuai dengan tenggat waktu jika ingin proyek sukses. Tentu saja, perencanaan waktu harus baik dan realistis juga. Setelah selesai direncanakan, maka manajer selanjutnya akan mengontrol waktu pengerjaan di setiap tim. Jika ada yang terlambat, maka manajer proyek akan berkomunikasi dengan tim yang bersangkutan agar pekerjaan bisa dilakukan sesuai jadwal.

3. Quality Control

Kualitas sangat penting dijaga dalam proyek apa pun, termasuk proyek konstruksi. Jika kualitas satu bagian tidak sesuai dengan standar atau ekspektasi, maka hasilnya akan berpengaruh pada yang lain. Kualitas bukan hanya masalah tampilan bangunan saja, tapi juga mencakup kekuatan struktur bangunan agar bangunan aman dan kokoh dalam waktu yang lama.

4. Human Resources Control

Berikutnya, manajemen proyek konstruksi bertujuan untuk mengontrol sumber daya manusia. Manajer proyek akan mengerahkan SDM yang tepat pada tugas dan tanggung jawab yang tepat. Dengan begitu, setiap tugas akan dikerjakan oleh orang yang tepat dan hasilnya akan memuaskan. Ini termasuk jenjang komunikasi selama proyek berlangsung agar jelas.

5. Risk Control

Apa pun jenis proyeknya, pasti memiliki risiko masing-masing. Dengan sistem manajemen proyek konstruksi, manajer proyek akan lebih mudah memperkirakan dan mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Setelah itu, manajer akan menemukan solusi untuk mencegah risiko tersebut berdampak pada proyek. Jika perlu, risiko bisa dibicarakan dengan seluruh tim.

Tahapan Manajemen Proyek Konstruksi

Dalam sistem manajemen proyek konstruksi terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

1. Inisiasi

Merupakan tahap awal, inisiasi proyek adalah saat manajer proyek menyampaikan ide proyek secara garis besar. Pada umumnya manajer proyek akan membuat dokumen bisnis yang berisi kebutuhan proyek dan perkiraan kebutuhan serta keuntungan secara finansial.

2. Perencanaan

Proyek tanpa rencana tentu tidak akan berjalan dengan teratur. Selalu ada yang terlewat di setiap tahapan, sehingga hasilnya tidak maksimal. Fase perencanaan sangat penting, bahkan disarankan meluangkan waktu yang cukup agar tidak ada yang terlewat.

3. Eksekusi

Ini adalah tahap pelaksanaan proyek, di mana semua yang ada pada tahap perencanaan diwujudkan oleh masing-masing tim. Setiap tim mengerjakan tugas dan kewajibannya yang bisa dicek secara langsung di software manajemen proyek konstruksi.

4. Pemantauan

Tahap pemantauan berjalan bersama dengan eksekusi proyek. Manajer proyek memiliki peran yang penting dalam tahap ini. Setiap bagian dari eksekusi harus dipantau dengan baik agar pengerjaan proyek tidak ada yang melenceng dari rencana. Jika terpantau dengan baik, maka proyek akan selesai sesuai rencana anggaran dan waktu.

5. Penutupan

Akhirnya, setelah pengerjaan proyek selesai, maka di fase terakhir ada penutupan. Manajer proyek akan mengadakan pertemuan resmi yang tujuannya untuk mengevaluasi hasil kerja, baik itu sukses maupun gagal. Jika ada kekurangan, maka akan dibahas pula apa yang kurang agar ke depannya bisa diperbaiki.

Gunakan Software Manajemen Proyek Konstruksi Terbaik!

Memiliki banyak kelebihan untuk membantu manajer proyek dan seluruh tim, pastikan hanya menggunakan software manajemen konstruksi yang terbaik seperti dari Tomps. Sebagai sistem manajemen proyek yang sangat berpengalaman, Tomps hadir dengan layanan manajemen proyek, aset, dan bangunan.

Sangat tepat menjadi software manajemen proyek konstruksi, Tomps telah dipercaya berbagai perusahaan pemerintah maupun swasta ternama di Indonesia. Mulai dari Kemendesa, Kemenkes, Kemkominfo, Kemenko Marves, Kemenparekraf, Bank Indonesia, dan masih banyak lagi. Langsung saja meluncur ke situs webnya untuk mengetahui semua fitur Tomps.