Agile adalah metode pengembangan software yang kian populer karena sering digunakan dalam dunia teknologi. Metode ini banyak digunakan oleh para pengembang aplikasi perangkat lunak karena dapat membantu meningkatkan efisiensi sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kostumer.
Metode Agile muncul sebagai respons terhadap kekakuan dan keterbatasan model pengembangan Waterfall yang linier dan berurutan, yang dominan sebelum era Agile. Dilansir dari Harvard Business Review, metode ini berasal dari teori dan praktik pengembangan perangkat lunak yang dikembangkan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Titik balik dalam sejarah Agile adalah publikasi "Manifesto for Agile Software Development" pada tahun 2001, yang dirumuskan oleh 17 praktisi industri dalam sebuah pertemuan di Snowbird, Utah. Manifesto ini menetapkan empat nilai utama dan dua belas prinsip yang mencerminkan filosofi di balik pendekatan Agile.
Pasca publikasi Manifesto Agile, berbagai metodologi Agile adalah seperti Scrum, Lean Software Development, dan Kanban mulai mendapatkan popularitas. Metode-metode ini mengadopsi prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diidentifikasi dalam Manifesto Agile dalam praktik pengembangan perangkat lunak. Sejak awal tahun 2000-an, metode Agile telah diadopsi secara luas di seluruh industri pengembangan perangkat lunak dan juga di banyak sektor lain. Dalam dekade terakhir, berbagai kerangka kerja dan praktik Agile seperti SAFe dan LeSS telah dikembangkan untuk mendukung skala yang lebih besar dan mengatasi berbagai tantangan proyek, menandai evolusi berkelanjutan dari metode Agile dalam menghadapi kebutuhan yang berubah-ubah dari organisasi dan tim pengembangan.
Apa Itu Metode Agile?
Pada dasarnya, agile adalah pendekatan dalam pengembangan proyek, terutama perangkat lunak, yang menekankan pada literasi, fleksibilitas, dan kolaborasi antar tim. Menurut Richard L. Draft dalam bukunya The Leadership Experience Seventh Edition yang dipublikasikan pada tahun 2018 mendefinisikan agile sebagai bentuk leadership yang memberikan kontrol untuk memastikan fleksibilitas organisasi dan responsivitasnya terhadap pergerakan industri yang dinamis.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dikutip dari website Binar Academy, metode agile adalah sebuah metodologi yang digunakan dalam proses pengembangan software dan didasarkan pada proses pengerjaan berluang. Metode ini terdiri dari aturan dan solusi yang sudah disepakati dan juga dilakukan menggunakan sistem kolaborasi antar tim.
Prinsip Agile
Dalam mengembangkan software menggunakan metode agile, terdapat 12 prinsip utama yang perlu diperhatikan. Prinsip ini dikenal sebagai Agile Manifesto, berikut ini rinciannya:
1. Agile menempatkan kepuasan pelanggan di urutan teratas selama proses pengembangan perangkat lunak dari awal hingga akhir.
2. Agile selalu terbuka terhadap modifikasi apapun selama fase pengembangan perangkat lunak.
3. Perangkat lunak yang dikembangkan dengan metode Agile menjalani uji kualitas dalam rentang waktu minimal 2 minggu hingga maksimal 2 bulan.
4. Terdapat sinergi positif antara pengembang dan pemilik proyek sepanjang durasi proyek.
5. Agile memerlukan keterlibatan individu-individu yang memiliki motivasi tinggi untuk menyelesaikan proyek dengan cara yang efisien dan efektif.
6. Komunikasi langsung merupakan hal esensial dalam proses pengembangan perangkat lunak Agile.
7. Ukuran kemajuan proyek Agile diukur berdasarkan produksi perangkat lunak yang berkualitas dan berhasil.
8. Metode Agile memfasilitasi pengembangan perangkat lunak yang berkelanjutan dengan dukungan dari semua stakeholders seperti pengguna, sponsor, dan pengembang.
9. Metode Agile menekankan pada keunggulan teknis selama fase pengembangan perangkat lunak.
10. Kesederhanaan sangat dihargai dalam metodologi Agile untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada.
11. Manajemen tim dalam proyek Agile memiliki peran penting dalam menentukan kebutuhan arsitektural dan perangkat lunak.
12. Setiap tim pengembang dalam proyek Agile melakukan introspeksi untuk meningkatkan efektivitas kerja dan menciptakan pola kerja yang positif.
Tujuan Agile
1. High Value & Working App System: Tujuan utama metode agile adalah untuk menciptakan perangkat lunak berharga dengan biaya produksi minimal, sambil menjaga kualitas produk sebagai prioritas.
2. Iterative, Incremental, Evolutionary: Agile adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang iteratif dan fleksibel, cocok untuk proyek IT jangka pendek dan dapat disesuaikan seiring berjalannya waktu.
3. Cost Control & Value Driven Development: Proses pengembangan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan pengguna, dengan kontrol atas biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan perangkat lunak.
4. High Quality Production: Meski biaya dijaga seminimal mungkin, kualitas produk perangkat lunak tetap terjaga.
5. Flexible & Risk Management: Fleksibilitas dalam jadwal pertemuan dengan klien membantu menjaga kualitas perangkat lunak dan mengurangi risiko kesalahan sebelum peluncuran aplikasi.
6. Collaboration: Kolaborasi tim dalam membahas umpan balik dari klien sangat penting, membutuhkan koordinasi dan komunikasi yang baik antar anggota tim.
7. Self Organizing, Self Managing Teams: Tujuan akhir Agile adalah memberi kebebasan kepada developer dalam mengelola pengembangan perangkat lunak, dengan manajer sebagai penghubung antara developer dan klien untuk mengurangi kemungkinan mis-komunikasi.
Jenis-Jenis Metode Agile
Metode Agile memiliki berbagai varian atau framework yang dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan konteks proyek yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis metode Agile dan contohnya:
Scrum:
Scrum adalah framework Agile yang paling populer dan sering digunakan, yang menekankan pada iterasi (sprint) berdurasi pendek dan pengelolaan proyek yang terstruktur. Dalam Scrum, peran seperti Scrum Master dan Product Owner menjadi penting.
Kanban:
Kanban adalah metode yang menekankan pada aliran kerja visual dan pengelolaan waktu untuk meningkatkan efisiensi. Papan Kanban digunakan untuk melacak progres pekerjaan.
Lean Software Development:
Lean menekankan pada pengelolaan hambatan dan peningkatan berkelanjutan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dengan efisiensi maksimal.
Extreme Programming (XP):
XP adalah metode yang menekankan pada kepuasan pelanggan dan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan. Ini melibatkan praktik seperti pengkodean berpasangan dan pengembangan berkelanjutan.
Feature Driven Development (FDD):
FDD fokus pada pengembangan berdasarkan fitur dan membangun sistem dengan pendekatan iteratif dan inkremental.
Dynamic Systems Development Method (DSDM):
DSDM adalah metode yang menekankan pada kecepatan pengiriman dan kualitas produk, dengan fokus pada kolaborasi antara stakeholder.
SAFe (Scaled Agile Framework):
SAFe adalah kerangka kerja untuk menerapkan prinsip-prinsip Agile pada skala organisasi yang lebih besar, dengan struktur dan panduan untuk bekerja di tingkat tim, program, dan portofolio.
Less (Large-Scale Scrum):
Less adalah framework yang mengadaptasi prinsip-prinsip dan praktik Scrum untuk digunakan dalam proyek skala besar dengan banyak tim.
Crystal:
Crystal adalah keluarga metodologi Agile yang menekankan pada komunikasi dan interaksi antar individu, serta adaptasi terhadap kebutuhan proyek.
Agile Unified Process (AUP):
AUP adalah versi ringan dari Rational Unified Process (RUP) dengan fokus pada simplicitas dan fleksibilitas.
Kesimpulan:
Agile bukan hanya sekadar metodologi, tetapi lebih merupakan filosofi yang mengajarkan kita bagaimana beradaptasi dengan perubahan dan terus meningkatkan kemampuan bekerja secara kolaboratif. Dalam dunia bisnis yang dinamis, menerapkan pendekatan agile dapat menjadi pembeda antara maju mengikuti perubahan atau tertinggal. Dengan nilai-nilai dan prinsipnya yang kuat, agile mendorong organisasi untuk fokus pada pengiriman nilai terus-menerus, respon cepat terhadap umpan balik, dan penciptaan solusi inovatif. Seiring dengan berjalannya waktu, agile bukan hanya tetap relevan, tetapi terus evolusi untuk memenuhi tuntutan lingkungan bisnis yang selalu berubah. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan agile bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan bagi organisasi yang ingin tetap kompetitif dan inovatif dalam era digital ini.
Untuk memastikan penerapan metode agile berjalan dengan lancar di perusahaan Anda, pertimbangkan untuk berlangganan Tomps Project, solusi manajemen proyek unggulan dari Tomps by Telkom Indonesia. Dengan Tomps Project, Anda dapat mengawasi progres proyek secara real-time, membuat laporan kemajuan proyek dengan mudah, serta mendapat bantuan mulai dari tahap perencanaan hingga pelaporan proyek. Hal ini tentunya akan memudahkan koordinasi antar tim, meningkatkan transparansi, dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Selain itu, fitur-fitur intuitif dari Tomps Project dirancang khusus untuk mendukung pelaksanaan proyek dengan lebih efisien. Mengadopsi solusi ini tidak hanya akan memaksimalkan nilai dari pendekatan agile yang Anda terapkan, tetapi juga akan membawa transformasi positif pada operasional perusahaan, menjadikan setiap proyek yang dijalankan lebih terstruktur, terukur, dan berhasil.
Referensi:
Angela. (2023, September 15). Metode Agile: Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya. Binaracademy.com. https://www.binaracademy.com/blog/metode-agile-adalah
Daft, R. L. (2023). The Leadership Experience (7th ed.). Cengage Learning.
The Secret History of Agile Innovation. (2016, April 20). Harvard Business Review. https://hbr.org/2016/04/the-secret-history-of-agile-innovation