Menghitung total aset harus dilakukan perusahaan karena dapat membantu perusahaan lebih memahami kondisi finansialnya. Dengan begitu, perusahaan dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik untuk rencana bisnis ke depan. Sebenarnya apa itu total aset dalam laporan keuangan dan bagaimana cara menghitungnya? Temukan detailnya di bawah ini!
Apa Itu Total Aset dalam Laporan Keuangan?
Dilansir dari Kledo, Total aset atau total aktiva merupakan representasi nilai segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau individu. Total aset dapat dihitung dengan menambah liabilitas dan ekuitas pemiliknya. Liabilitas adalah jumlah hutang atau kewajiban, sedangkan ekuitas adalah seberapa besar nilai perusahaan atau modal yang dimiliki. Aset merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan atau individu, misalnya kendaraan, bangunan, tanah, dan saham. Perusahaan atau seseorang membeli aset karena aset tersebut memiliki potensi untuk meningkat nilainya di masa depan. Perusahaan biasanya membeli aset seperti mesin baru atau real estat untuk meningkatkan arus kas.
Tipe Aset yang Termasuk ke Dalam Total Aset
Ada 2 tipe aset yang masuk ke dalam penghitungan total aset, yaitu current assets dan long term assets. Berikut ini penjelasan lengkap kedua aset tersebut:
1. Current Assets
Current assets atau aset lancar merupakan aset bisnis jangka pendek yang dapat digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Aset lancar meliputi uang tunai dan yang setara, serta inventaris perusahaan. Misalnya perusahaan ritel yang ingin membeli ribuan tas dari perusahaan lain, maka bisa dibeli menggunakan uang tunai atau aset cair lainnya seperti obligasi korporasi.
Supaya lebih mudah dipahami, berikut ini beberapa contoh aset lancar:
Uang Tunai dan yang Setara
Uang tunai adalah aset yang paling likuid di neraca perusahaan. Investasi yang termasuk uang tunai dan yang setara mencakup uang tunai dalam beragam mata uang, deposito bank, dan beberapa jenis investasi jangka pendek lainnya.
Investasi Jangka Pendek
Merupakan aset yang dapat dijual perusahaan dengan cepat jika perusahaan sedang membutuhkan uang tunai. Aset jangka pendek dapat mencakup saham dan obligasi. Biasanya saham dan obligasi menguntungkan bagi perusahaan yang memiliki kelebihan uang tunai untuk berinvestasi demi pertumbuhan bisnis dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Piutang Usaha
Merupakan uang yang harus dibayar pelanggan kepada perusahaan atas barang atau jasa yang disediakan perusahaan secara kredit. Akuntan umumnya mengharuskan perusahaan untuk mencantumkan piutang sebagai aset lancar karena jatuh temponya hanya 1 tahun sejak tanggal neraca.
Inventaris
Merupakan persediaan yang mencakup bahan mentah untuk membuat barang jadi dan barang yang sudah jadi itu sendiri. Saat perusahaan menjual inventaris selama 1 periode akuntansi, maka termasuk pengeluaran untuk periode tersebut.
2. Long Term Asset
Aset jangka panjang merupakan aset yang dimiliki dan digunakan bisnis selama lebih dari 1 tahun. laporan keuangan melacak jenis aset tetap ini selama masa manfaatnya. Aset jangka panjang dapat berupa aset berwujud dan tak berwujud. Aset berwujud ada fisiknya, sementara aset tak berwujud tidak ada bentuk fisiknya. Berikut ini contoh aset jangka panjang:
Aset Tetap
Merupakan aset yang memiliki masa pakai lebih dari 1 tahun dan dapat digunakan untuk operasional perusahaan sehari-hari. Contoh aset tetap dalam laporan keuangan adalah tanah dan bangunan.
Aset Tak Berwujud
Merupakan investasi yang dapat dimanfaatkan selama lebih dari 1 tahun. Contohnya adalah merek dagang, hak cipta, perjanjian lisensi, hingga relasi dengan klien dan pelanggan.
####Piutang usaha Akuntan dapat memasukkan piutang sebagai aset jangka panjang saat pelanggan membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun untuk membayar kembali kreditnya hingga lunas.
Keunggulan Menghitung Total Aset
Perusahaan yang melacak total aset mereka dapat menggunakannya untuk tujuan perencanaan dan membuat laporan keuangan. Berikut ini adalah beberapa keunggulan menghitung total aset bagi perusahaan di berbagai bidang, yaitu:
Manajemen Bisnis Total aset bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah kas yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan berapa banyak uang yang mereka perlukan untuk membayar tagihan mereka dan berapa banyak modal yang tersedia untuk ekspansi atau tujuan lain. Perhitungan total aset menunjukkan apakah perusahaan punya penghasilan yang cukup untuk bertahan dan mampu membayar hutangnya.
Perencanaan Bisnis Perusahaan mungkin akan berinvestasi dengan membeli mesin atau alat baru atau merekrut karyawan tambahan untuk ekspansi bisnis. Perhitungan total aset dapat membantu menentukan apakah investasi ini memungkinkan dengan arus kas saat ini atau sebenarnya tidak realistis, sehingga perusahaan perlu menunda investasinya.
Penilaian Bisnis Perhitungan total aset merupakan langkah penting dalam menilai bisnis. Proses ini penting untuk berbagai tujuan, seperti menghitung pajak atau menentukan nilai jual aset. Perusahaan pada umumnya menggunakan pihak ketiga untuk melakukan evaluasi guna mendapatkan estimasi yang wajar dan obyektif. Angka ini juga membantu investor untuk menganalisis nilai suatu perusahaan.
Contoh Menghitung Total Aset Agar lebih memahami konsep total aset, berikut ini adalah beberapa contoh menghitung total aset untuk meningkatkan kemampuan membuat laporan keuangan:
Contoh 1 Dani memiliki perusahaan catering dan ingin menghitung total asetnya supaya perusahaannya dapat menentukan apakah mereka punya modal untuk ekspansi bisnis ke lokasi lain atau belum. Untuk itu, ia meninjau neraca terbaru perusahaan dari tahun sebelumnya.
Dalam laporan tersebut, total kewajiban perusahaan adalah Rp 50 juta sementara ekuitasnya sejumlah Rp 75 juta. Dengan menggunakan informasi ini, maka total asetnya adalah:
Total Aset = Aset Lancar + Aset Jangka Panjang Total Aset = Rp 50 juta + Rp 50 juta Total Aset = Rp 125 juta.
Contoh 2 Dana sedang mencari peluang investasi baru yang menguntungkan. Ada satu perusahaan yang membuatnya tertarik, yaitu franchise ayam goreng. Sebelum memutuskan berinvestasi, Dana pun mengecek dulu laporan keuangan terakhir perusahaan tersebut.
Dari laporan tadi, Dana menemukan bahwa total aset lancar perusahaan sejumlah Rp 120 juta, sedangkan ekuitasnya sejumlah Rp 85 juta. Lalu berapa total aset perusahaan tersebut? Jawabannya adalah:
Total Aset = Aset Lancar + Aset Jangka Panjang Total Aset = Rp 120 juta + Rp 85 juta Total Aset = Rp 205 juta.
Mengetahui atau membuat total aset dalam laporan keuangan sangat penting karena dapat digunakan untuk membuat bisnis baru atau menentukan peluang investasi yang menguntungkan. Bagi perusahaan yang ingin membuat laporan aset yang rapi dengan mudah, diperlukan bantuan software manajemen pengelola aset yang berkualitas seperti Tomps.
Sebagai bagian dari Telkom Indonesia, Tomps menghadirkan solusi untuk mengelola data, proyek, bangunan dan aset dengan mudah di dalam satu platform. Temukan juga contoh laporan aset perusahaan, langsung saja kunjungi website Tomps untuk mendapatkan info lebih lanjut!