Metodologi Agile telah menjadi pilihan utama di dunia pengembangan perangkat lunak, dengan memperkenalkan paradigma baru yang menekankan fleksibilitas, kolaborasi, dan responsivitas terhadap perubahan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian, metode Agile serta karakteristiknya, kelebihan dan kekurangan metode Agile.


Arti Agile

Berdasarkan artikel sebelumnya yang berjudul Metode Agile: Pengertian, Prinsip, Tujuan, dan Jenis, arti agile yaitu suatu pendekatan dalam pengembangan proyek perangkat lunak secara berulang yang menekankan pada literasi, fleksibilitas, dan kolaborasi antar tim. Dalam hal ini Agile berarti sebuah metodologi yang mengutamakan kolaborasi tim, responsibilitas individu, dan fleksibel terhadap perubahan. 


Metode Agile Serta Karakteristiknya

Dilansir dari artikel akseleran.co.id, ada beberapa metode Agile yang memiliki ciri khas dan pendekatan yang berbeda. Berikut adalah beberapa metode Agile yang paling umum digunakan:

1. Scrum Methodology

Metode Agile ini memiliki fokus tentang pengembangan perangkat lunak yang kompleks. Pengerjaan perangkat lunak Scrum terdiri dari beberapa sprints. Sprint Agile adalah beberapa proses kecil yang masing-masing memiliki fitur tertentu. Metode Scrum ini menggunakan pendekatan iteratif dan inkremental untuk pengembangan perangkat lunaknya. Karakteristik utama pada metode ini yaitu terletak pada pembagian proyeknya yang menjadi "sprints" (iterasi pendek), peran yang terdefinisi dengan baik (Product Owner, Scrum Master, dan Tim Pengembang), dan pertemuan reguler seperti Daily Standup.


2. Scaled Agile Framework (SAFe) 

Scaled Agile Framework (SAFe) hadir khusus untuk perusahaan besar yang ingin memakai arti dari metode Agile. SAFe menjadi solusi karena adanya kerjasama antar divisi ketika melaksanakan proyek sehingga lebih fleksibel dan efektif. Karakteristik utama pada metode ini yaitu menggunakan konsep backlog (Portofolio Backlog, Program Backlog, dan Tim Backlog) untuk mengelola prioritas dan merencanakan pekerjaan. Prioritas ditetapkan berdasarkan nilai bisnis dan kebutuhan pelanggan.


3. Lean Software Development (LSD)

Lean Software Development (LSD) merupakan metode Agile yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak memakai jumlah SDM yang minim. LSD dilakukan dengan meluncurkan produk dengan fitur terbatas atau Minimum Viable Product (MVP), sesuai kebutuhan konsumen. Metode ini terinspirasi dari prinsip-prinsip Lean Manufacturing dan bertujuan untuk menghilangkan pemborosan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Karakteristik utama pada metode LSD ini yaitu pada penerapan prinsip-prinsip Lean seperti penghapusan pemborosan, membangun kualitas sejak awal, dan responsif terhadap perubahan. 


4. Kanban

Kanban merupakan metode Agile dengan proses yang dilakukan secara visual sehingga aktivitas flow kerja lebih terpantau. Visual ini disebut Kanban Board berupa papan virtual yang memiliki tiga tahap To Do, in Progress, dan Done. Tujuan dari metode Agile ini yaitu untuk mengoptimalkan aliran kinerja dan meminimalkan waktu siklus. Karakteristik utamanya yaitu papan Kanban digunakan untuk memvisualisasikan pekerjaan dan statusnya, tanpa adanya iterasi waktu tertentu (seperti dalam Scrum). Aliran kerja dikelola dengan memindahkan kartu tugas melalui kolom yang mewakili berbagai tahapan pengembangan.


5. Extreme Programming (XP)

Extreme Programming (XP) merupakan metode Agile yang memiliki fokus utama pada sisi teknis pengembangan perangkat lunak yang menekankan pada praktik-praktik teknis dan kolaborasi yang intensif dalam tim sehingga dapat menghasilkan software berkualitas tinggi. Dengan demikian, potensi tim pengembang akan meningkat secara signifikan karena telah bekerja ekstra keras. Karakteristik utama pada metode ini adalah pair programming, pengujian otomatis, integrasi kontinu, dan penulisan kode yang sederhana adalah beberapa praktik yang mendasari XP.


6. Crystal Methodology

Crystal Methodology merupakan metode Agile yang lebih fokus pada kondisi tim yang bekerja dibandingkan pada tool atau proses. Fokus pada komunikasi tim, interaksi, dokumentasi, dan feedback. Dengan demikian, hasil pengembangan software yang dibuat dapat lebih maksimal. Metode Crystal dikembangkan oleh Alistair Cockburn dan memiliki beberapa variasi (Crystal Clear, Crystal Yellow, dll.) yang dapat disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan proyek. Karakteristik utamanya berfokus pada komunikasi dan kolaborasi serta penyesuaian proses dengan ukuran dan kompleksitas proyek.


7. Dynamic Systems Development Method (DSDM) 

Dynamic Systems Development Method (DSDM) merupakan metode Agile yang fokus pada keterlibatan seluruh anggota tim secara berkesinambungan untuk menghadirkan software yang bermanfaat secara nyata bagi dunia bisnis. Metode DSDM menekankan pada pengiriman cepat dengan tetap mempertahankan kualitas dan fokus pada kebutuhan bisnis. Karakteristik utama metode ini yaitu menggunakan prinsip kolaborasi yang intensif, iterasi, dan pengembangan yang bertahap.


8. Feature Driven Development (FDD)

Feature Driven Development (FDD) merupakan metode Agile yang berfokus untuk menyelesaikan satu fitur. Mirip dengan Scrum, tetapi setiap iterasinya hanya berdurasi 2–20 hari. Dengan demikian, fitur FDD skalanya lebih spesifik untuk bisa selesai tepat waktu. Karakteristik utamanya yaitu proyek dibagi menjadi fitur-fitur yang dapat dikelola, dan setiap fitur memiliki siklus pengembangannya sendiri.


Kelebihan Metode Agile

1. Adaptabilitas terhadap Perubahan

Metodologi Agile memberikan fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan kebutuhan proyek. Dengan fokus pada pengembangan bertahap, tim dapat dengan mudah menyesuaikan perencanaan mereka sesuai dengan perubahan dalam kebutuhan pelanggan atau kondisi pasar.


2. Kolaborasi yang Intensif

Agile menempatkan keberhasilan tim di atas segalanya. Kolaborasi yang intensif antara anggota tim, pemangku kepentingan, dan pelanggan memastikan bahwa setiap elemen proyek diakomodasi dan dipahami oleh semua pihak.


3. Pengiriman Bertahap yang Terukur

Pembagian proyek menjadi iterasi kecil atau sprint memungkinkan tim untuk secara teratur mengevaluasi kemajuan. Hal ini tidak hanya memberikan transparansi terhadap pengembangan, tetapi juga memungkinkan identifikasi masalah lebih awal.


4. Kepuasan Pelanggan yang Tinggi

Dengan melibatkan pelanggan dalam setiap tahap pengembangan, Agile memastikan bahwa produk akhir sesuai dengan harapan mereka. Ini mengurangi risiko produk akhir tidak memenuhi kebutuhan atau ekspektasi pelanggan.


5. Pengembangan yang Efisien

Fokus pada tugas kecil pada satu waktu membantu meningkatkan efisiensi. Dengan memecah proyek menjadi tugas-tugas kecil, tim dapat bekerja secara lebih terfokus dan efisien.


Kekurangan Metode Agile

1. Kesulitan dalam Pemantauan dan Kontrol

Fokus pada pengembangan bertahap bisa membuat sulit bagi manajemen untuk memantau dan mengontrol proyek, terutama dalam skala besar. Ini bisa mengakibatkan kurangnya visibilitas terhadap kemajuan secara keseluruhan.


2. Ketergantungan pada Komunikasi yang Efektif

Kesuksesan Agile sangat tergantung pada komunikasi yang efektif di antara anggota tim. Jika komunikasi tidak optimal, dapat terjadi kekacauan, kebingungan, atau pemahaman yang kurang terhadap tujuan proyek.


3. Tidak Sesuai untuk Semua Proyek

Meskipun Agile sangat efektif untuk proyek pengembangan perangkat lunak, tidak semua jenis proyek cocok dengan pendekatan ini. Proyek-proyek dengan persyaratan yang sangat terperinci atau skala besar mungkin menemui kesulitan dalam penerapan Agile.


4. Kesulitan dalam Perencanaan Jangka Panjang

Pembagian proyek menjadi iterasi kecil dapat membuat perencanaan jangka panjang menjadi sulit. Keputusan yang dibuat di awal proyek mungkin perlu disesuaikan secara signifikan seiring berjalannya waktu.


Kesimpulan

Metodologi Agile telah membawa revolusi dalam dunia pengembangan perangkat lunak dengan menawarkan pendekatan yang adaptif dan responsif. Meskipun memiliki kelebihan signifikan, tidak boleh diabaikan juga kekurangannya. Pemilihan antara menggunakan atau tidak menggunakan pendekatan Agile haruslah didasarkan pada kebutuhan spesifik proyek, lingkungan, dan tujuan bisnis yang diinginkan. Dengan memahami dengan cermat kelebihan dan kekurangan Metodologi Agile, tim pengembangan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan efektif. 

Selain memahami kelebihan dan kekurangan metode Agile, perusahaan juga perlu memastikan metode Agile yang digunakan harus berjalan secara efisien. Salah satu cara untuk memastikan hal tersebut yaitu dengan memanfaatkan teknologi manajemen proyek Tomps Project. Tomps Project merupakan sebuah platform yang bisa mengintegrasikan seluruh kebutuhan manajemen proyek dalam satu aplikasi. Platform ini menyediakan layanan untuk pemantauan perkembangan proyek secara real-time dan mendukung pelaksanaan proyek dari awal hingga akhir. Dengan begitu, perusahaan akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan, meningkatkan transparansi, dan memudahkan dalam berkoordinasi dengan tim. Tomps Project siap mendukung keberhasilan pelaksanaan proyek melalui pendekatan Agile yang lebih efektif dan efisien.


Referensi

Niko Ramadhani. (2023). Agile Adalah: Pengertian, Prinsip dan Metode. akseleran.co.id. https://www.akseleran.co.id/blog/agile-adalah/ 

BinarAcademy. (2023). Metode Agile: Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya. binaracademy.com. https://www.binaracademy.com/blog/metode-agile-adalah